Laman

Jumat, 15 Juni 2012

[Review] Memori - Windry Ramadhina


Judul : Memori
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagas Media
Jumlah Halaman : 312 halaman
ISBN :  9789797805623
 Harga : -
 Rating : 4/5 stars

Tentang Cinta yang Tak Lagi SamaCinta itu egois, sayangku. Dia tak akan mau berbagi.
Dan seringnya, cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta, berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu sebesar apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini.
Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia—cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman.
Kau pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi.
Mahoni yang bekerja sebagai arsitek harus kembali ke Jakarta. Kepulangan ke Jakarta yang dikarenakan kematian sang Ayah, orang yang dulu pernah dia sayang namun karena suatu hal Mahoni berbalik membencinya. Kepulangan yang direncanakan hanya untuk 2 hari menjadi 2 tahun untuk menjaga Sigi, adiknya.

Mahoni dengan Sigi. Bacanya jadi ngiri. Awalnya cuek-cuekan. Tapi akhirnya jadi saling tolong menolong.
Mahoni dengan Ayahnya.Rasa kecewa yang amat besar terhadap Ayahnya membuat Mahoni begitu membenci Sigi, dia cemburu dan iri karena lebih banyak mendapatkan kasih sayang Ayahnya. Sigi lebih banyak meluangkan waktu bersama Ayahnya, cemburu karena Ayahnya memberi nama Sigi yang berarti kayu damar, kayu yang sangat kuat, tidak rusak, tidak lapuk karena perubahan cuaca. Mahoni tahu. Damar adalah kesukaan sang Ayah, bukan jati, nyatok, atau sungkai. Bukan pula Mahoni.
Mahoni dengan Simon. Masa lalu mereka begitu sulit. Kenang-kenangan sewaktu masa kuliah dulu selalu membayangi kehidupan mereka. Selalu berdebat siapa yang lebih baik antara Frank ( Arsitek favorit Mahoni) dengan Rem Koolhas ( Arsitek favorit Simon). Mahoni menyukai cokelat Godiva sedangkan Simon menyukai kopi Gayo. Dan Sofia, gadis cantik yang jatuh hati dan amat memuja Simon. Mahoni takut memulai suatu hubungan bersama Simon karena Mae.
“Menurutmu, apa yang kita lakukan ini benar?” Aku menatap mata Simon.Lelaki itu membalas seraya membelai rambutku. “Entahlah. Yang kutahu, aku menginginkan kamu.”katanya.
Simon, lelaki sinis dan jarang tidak berkomentar pedas. Jika melakukan kesalahan, tidak mudah puas dan luar biasa kritis terhadap karya baik orang lain ataupun miliknya. Oooh, Aku jatuh cinta pada Simon.


Drama keluarga yang begitu menguras emosi dan begitu mengingatkan rumah. Deskripsinya mengalir lancar, tidak basa basi, dialognya keren. Saya suka kata kata Simon yang terkadang to the jleb bangeet. Saya suka banget sama covernya, berasa klasik. Karakter tokohnya kuat, alur ceritanya ga monoton, mengalir sempurna dan membuat saya ga bisa berhenti membaca hingga ke lembar terakhir. Keseluruhan cerita bagus, Acung jempol deh hihi :D
Adegan terfavorit saya sewaktu Simon mencoba minuman milik Mahoni bukan dari cangkirnya melainkan bibir Mahoni. Haha. Duh mesem mesem sendiri bacanya ;))
Happy Reading

3 komentar:

  1. suka dengan buku ini. Adegan romantisnya ga berlebihan. Tapi pas :)

    BalasHapus
  2. Asyik ketka membacanya.. Novel yg bisa sekali "lahap"
    Izin copas ya...

    BalasHapus