Laman

Rabu, 19 Februari 2014

Evergreen - Prisca Primasari

Evergreen
Judul : Evergreen
Penulis : Prisca Primasari
Editor : Anin Patrajuangga
Penerbit : Grasindo
Tahun terbit : 2013
Jumlah Halaman : 203 halaman
ISBN : 978-602-251-086-4
Ratings : 3/5 stars


Konichiwa! Selamat datang di Evergreen, kafe es krim penuh pelayan baik hati, lagu The Beatles akan melengkapi hari-harimu. Tempat yang menghangatkan, bahkan bagi seorang gadis pengeluh dan egois sepertimu, Rachel!
Di kafe itu, kau menemukan sebuah dunia baru, juga pelarian setelah dipecat dari pekerjaanmu. Menurutku itu bagus! Apa enaknya sih kerja jadi editor?
Namun, sebenarnya butuh berapa banyak kenangan dan sorbet stroberi untuk mengubah sifat egoismu? Atau yang kau butuhkan sebenarnya hanya kasih sayang? Mungkin dariku, si pemilik kafe? Hmmm?
Rachel Yumeko River. Editor buku misteri di Sakai Publishing yang baru saja dipecat. Seolah olah hidupnya belum cukup berat, teman teman yang biasa bersamanya lama kelamaan menjauhinya. Teman temannya sudah berusaha memberikan solusi pada Rachel. Namun, Rachel yang saat itu sedang pesimis tidak menanggapinya. Jadilah Rachel tak hanya kehilangan pekerjaan, tapi juga kehilangan teman temannya.

Di saat tak punya tujuan itulah, Rachel menemukan Evergreen. Sebuah kedai es krim yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Evergreen berhasil membuat Rachel melupakan permasalahan hidupnya sejenak. Serbet stroberi yang ia pesan meredakan rasa kesalnya. Ditambah dengan senyum ramah pelayannya (Fumio dan Gamma) memberikan kehangatan dalam diri Rachel.

Keesokan harinya, Rachel melangkahkan kakinya lagi ke Evergreen. Namun kali ini, tingkat kemurungannya bertambah setelah melihat foto foto teman temannya yang pergi ke Osaka tanpa mengajak dirinya. Rachel pun bersikap ketus terhadap Kari (satu satunya pelayan perempuan di Evergreen) hingga Evergreen hampir tutup, Rachel enggan untuk pergi. Ternyata hari itu Evergreen mempunyai ritual Gathering karyawan setiap minggunya, yang bertujuan untuk lebih mengenal satu sama lain. Yang mengikuti gathering ini adalah Yuya (Pemilik Kafe), Fumio, Gamma, Kari -yang notabene adalah pelayan Evergreen-dan Toichiro (pelanggan yang hampir setiap mendatangi Evergreen). Dan karena Rachel tidak mau pulang, akhirnya Yuya memperbolehkannya mengikuti gathering ini.

Fumio mengantarkan Rachel seusai gathering. Di perjalanan, mereka sempat bertukar cerita. Rachel menceritakan tentang hidupnya sampai niatnya untuk melakukan bunuh diri. Keesokan harinya, saat Rachel lkembali ke Evergreen. Yuya yang sudah mengamati gadis itu sejak awal ditambah cerita yang diceritakan Fumio tentang Rachel membuatnya menawarkan Rachel untuk bekerja di Evergreen.

 Awalnya Rachel menolak mentah mentah namun akhirnya menerima pekerjaan tersebut. 

Berhasilkah Rachel mengatasi masalah masalah di hidupnya?

source here
Memaafkan. Kata yang lucu sekali, bukan?... Sesuatu yang sulit sekali diberikan. Padahal dengan melakukan itu berarti kita menyelamatkan hati kita sendiri. Pernahkah kau mendengar, bahwa ketika kau memaafkan seseorang, kau membuka lagi pintu rumah yang sebelumnya kau tutup rapat-rapat, yang telah membuat dirimu terperangkap dan kehabisan napas. Ketika kau memaafkan, kau pun bisa bernapas lagi. Dan hidup.”

Di buku ini, bisa ku bilang mba Prisca berhasil menyampaikan pesan pesannya kepada pembaca. Tentang menghargai orang lain, mencintai dengan tulus, memaafkan dan pengorbanan. Semua itu dikemas dengan manis lewat cerita cerita tidak hanya Rachel tapi juga penghuni Evergreen yang lain.

Bagian yang sempat membuatku berkaca kaca adalah bagian cerita Fumio yang begitu tegar dan masih bisa tersenyum menghadapi adiknya yang sakit parah dan ayahnya yang ternyata sudah meninggal. Mba Prisca berhasil mengaduk aduk emosiku saat membaca buku ini. 

Beberapa bagian yang membuatku emosional saat Rachel ditinggal oleh teman temannya. Mereka sudah kenal cukup lama, trus kenapa baru sekarang mereka meninggalkan Rachel? Kenapa ga dari dulu aja saat Rachel pertama mengeluh? :( #pukpukRachel.

Tapi di banding buku mba Prisca yang lain seperti Eclair dan Paris, aku lebih suka buku yang sebelum ini dibanding Evergreen. Buku ini bagus tapi ya gitu gitu aja. Belum bisa bikin aku book hangover :p
Aku agak tidak nyaman dengan fontnya, cantik sih tapi agak cape gitu bacanya. Tapi secara keseluruhan buku ini cukup bagus. Bagi para penggemar Prisca Primasari, you gonna like it :)


Note : Aku sertakan di Indonesian Romance Reading Challenge 2014

2 komentar:

  1. Nah, persis Niv. Evergreen itu kayak, khas Prisca banget, tapi dibanding sama karya-karya dia lainnya, jatohnya nggak terlalu spesial, ya. Tapi penggambaran suasana kafe dan menu-menunya itu bagus banget, jd pengen gitu 'masuk' ke setting ;)

    BalasHapus