Laman

Kamis, 15 Januari 2015

Let It Snow by John Green, Lauren Myracle, & Maureen Johnson

Let it Snow - Dalam Derai SaljuJudul : Let It Snow
Penulis : John Green, Lauren Myracle, & Maureen Johnson
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman : 312 halaman
Tahun terbit : 2014
Harga : 50.150 (15% Off)
Beli di : bukabuku
Genre :Young Adult, Romance
Rating : 2/5 stars
Rating goodreads : 3.91/5 stars


Sinopsis
Badai salju pada malam Natal ternyata bisa mengubah kota kecil menjadi tempat yang romantis.
Siapa kira jalan kaki di tengah cuaca dingin dan basah akibat kereta api mogok dapat berakhir dengan ciuman mesra dari kenalan baru yang menawan. Juga perjalanan menembus tumpukan salju menuju Waffle House ternyata dapat menimbulkan cinta pada teman lama. Dan cinta sejati ternyata bisa datang berkat giliran kerja pagi buta di Starbucks.
Tiga kisah romantis karya tiga penulis bestseller ini ––John Green, Maureen Johnson, dan Lauren Myracle–– membuat kita percaya pada cinta sejati. 


Let It Snow merupakan kumpulan 3 cerita dimana karakternya saling berhubungan yang ditulis oleh John Green, Lauren Myracle, dan Maureen Johnson.

Buku ini dibuka oleh cerita yang ditulis oleh Maureen Johnson yang berjudul The Jubilee Express, menceritakan tentang malam Natal Jubilee yang seharusnya dihabiskan bersama sang pacar, Noah harus berakhir gagal, karena orang tua Jubilee dijebloskan ke penjara. Jubilee harus segera pergi ke Florida untuk merayakan Natal bersama kakek dan neneknya. Namun, di tengah perjalanan menuju Florida, kereta yang dinaikinya menabrak bongkahan salju hingga perjalanan menuju Florida tidak bisa diteruskan. Jubilee terpaksa turun dan keluar dari kereta dan menuju The Waffle House. Berulang kali, Jubilee berusaha menghubungi Noah, namun sang kekasih terlalu sibuk dengan perayaan Natal bersama keluarganya. Di Waffle House, Jubilee kemudian bertemu dengan Stuart dan memutuskan untuk menerima ajakan Stuart untuk bermalam di rumahnya. Bagaimana petualangan Jubilee sampai di rumah Stuart di tengah badai salju? dan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Noah?


Cerita kedua ditulis oleh John Green yang berjudul A Cheertastic Christmas Miracle, menceritakan tentang Tobin dan kedua sahabatnya, JP & Duke. Karena orang tua Tobin tidak bisa menghabiskan malam natal bersama Tobin, Tobin harus merelakan malam natalnya dihabiskan menonton film marathon bersama kedua sahabatanya, JP & Duke. Di tengah asiknya menonton film James Bond, salah satu teman mereka yang bekerja di Waffle House, Keun mengabarkan bahwa The Waffle House sedang didatangi sekelompok cheerleaders yang seksi. Hal ini bukan tanpa alasan, sekelompok cheerleaders tersebut merupakan penumpang kereta yang terjebak badai salju dan memilih untuk turun dan menuju Waffle House. Keun kemudian menyuruh mereka untuk berlomba lomba dan segera menuju Waffle House untuk membantu Keun. Berhasilkah mereka sampai di Waffle House tepat waktu di tengah badai salju? Dan Bagaimanakah dengan Angie a.k.a Duke yang ternyata menaruh hati pada Tobin?

Cerita ketiga ditulis oleh Lauren Myracle yang berjudul The Patron Saint of Pigs, menceritakan tentang malam setelah natal dimana Addie sangat sedih karena dia harus putus dari Jeb, kekasihnya. Dia teringat kembali betapa Jeb tidak romantis dan tidak peka, dan betapa Addie ingin Jeb melakukan hal hal yang diharapkan Addie. Hingga kemudian, Addie merasa kesal dan mencium pria lain. Jeb mengetahuinya dan tidak merasa kesal. Sikap Jeb membuat Addie merasa tak diinginkan dan kesal. Benarkah Jeb tidak lagi mencintainya?

source here

Buku ini dikemas manis dengan mengambil latar salju dan Natal. Cerita pertama, saya suka sekali dengan ide cerita dan bagaimana pertemuan Jubilee dan Stuart terasa smooth. Gaya cerita dan plotnya pun menarik dan diakhiri dengan ending yang manis. Saya cukup puas dengan cerita pertama ini dan menjadikan cerita ini menjadi cerita yang paling saya suka. Cerita kedua, hmm harus saya akui bahwa saya cukup kecewa dengan tulisan John Green kali ini. Saya suka bagaimana John Green menciptakan karakter yang manis dan humoris. Namun sayang, cerita hanya berputar putar pada perjalanan mereka menuju Waffle House yang membuat saya bosaaaaan setengah mati. Beberapa kali, saya harus berhenti untuk menyegarkan pikiran. Alhasil, saya menyelesaikan buku ini lebih dari 2 hari dan hal ini sangat jarang terjadi mengingat buku ini hanyalan kumpulan cerita. Di luar ceritanya, gaya ceritanya masih enak untuk diikuti. Cerita ketiga, saya kurang suka dengan karakter utamanya jadi membuat saya kurang bisa relate dan simpati. Addie digambarkan disini merupakan pacar yang demanding dan drama queen yang berhasil membuat saya geleng geleng kepala. Saya kecewa bahwa Jeb tidak mendapatkan porsi yang sama banyaknya dengan Addie.. Padahal, menurut saya akan lebih menyenangkan jika Jeb mendapatkan porsi yang setimpal dengan Addie. Namun, dari ketiga cerita diatas, cerita ketiga ini lah yang paling enak dibaca dan terasa mengalir. 

2 bintang untuk Salju dan Natal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar