Sabtu, 27 Juli 2013

[Review] London : Angel - Windry Ramadhina


London: Angel
Pembaca Tersayang,
Mari berjalan di sepanjang bantaran Sungai Thames, dalam rintik gerimis dan gemilang cahaya dari London Eye. 
Windry Ramadhina, penulis novel Orange, Memori, dan Montase mengajak kita menemani seorang penulis bernama Gilang mengejar cinta Ning hingga ke Fitzrovia. Namun, ternyata tidak semudah itu menyatakan cinta. Kota London malah mengarahkannya kepada seorang gadis misterius berambut ikal. Dia selalu muncul ketika hujan turun dan menghilang begitu hujan reda. Sementara itu, cinta yang dikejarnya belum juga ditemukannya. Apakah perjalanannya ini sia-sia belaka?
Setiap tempat punya cerita. Dalam dingin kabut Kota London, ada hangat cinta menyelusup.
Enjoy the journey,EDITOR
Judul : London : Angel
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 327 halaman
Tahun terbit : 2013
Rating : 3 stars out of 5



source from here
Bercerita tentang Gilang seorang editor buku sastra yang mengejar gadis impiannya -Ning- yang juga merupakan sahabat kecil Gilang. Perjalanan Gilang ke London pun tidak berjalan mulus. Di hari hari pertama berada di London, ia masih belum bisa bertemu Ning. Namun di sisi lain, setiap hujan turun dia bertemu dengan wanita cantik berambut cokelat keemas-emasan yang misterius. Ditambah dengan orang orang di Madge, yang mengisi hari harinya. Baru di malam ketiga, Ning muncul. Dan dimulailah perjalanan Gilang mengungkapkan rasa yang sudah ia pendam bertahun tahun. Baca kelanjutannya di London

Pertama membuka bab bab awal, saya terkesan. Latar dan karakter terasa begitu nyata. Jempol untuk risetnya. Dan kisah kisah sampingan yang porsinya hampir sama dengan kisah utama membuat saya terus membaca lembar demi lembar buku ini. Gaya ceritanya masih khas mbak Windry, enak dibaca dan pilihan pilihan katanya tepat.

Karena jumlah dialog yang tidak begitu banyak, membuat novel ini sedikit membosankan menurut saya. Saya malah lebih tertarik dengan kisah Madam Ellis dan Lowesley. Entahlah, karakter Ning disini too good to be true membuat saya mengalihkan perhatian. Endingnya unpredictable dan menggantung membuat saya bereaksi "Ko sama dia? Kenapa ga sama aku?" porsi Ayu-Gilang jauh lebih sedikit dibandingkan Gilang-Goldilocks. Padahal sebelumnya saya sempat berharap Gilang akan berakhir dengan Goldilocks.

Overall, saya suka London ini. Tapi jika dibandingkan dengan novel mba Windry yang lain, saya lebih memilih Montase. Tapi itu semua, tergantung pada selera para pembaca. Yang jelas, London ini bisa dijadikan pilihan bacaan saat hujan turun. Selamat berjalan jalan di London!!

Kamis, 25 Juli 2013

[Review] Bangkok : The Journal - Moemoe Rizal


 Bangkok: The Journal


 Judul : Bangkok : The Journal
Penulis : Moemoe Rizal
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 436 Halaman
Tahun Terbit : 2013
Rating : 4 stars out of 5




Pembaca tersayang,
Siapkan paspormu dan biarkan cerita bergulir. BANGKOK mengantar sepasang kakak dan adik pada teka-teki yang ditebar sang ibu di kota itu. Betapa perjalanan tidak hanya mempertemukan keduanya dengan hal-hal baru, tetapi juga jejak diri di masa lalu.
Di kota ini, Moemoe Rizal (penulis Jump dan Fly to The Sky) membawa Edvan dan adiknya bertemu dengan takdirnya masing-masing. Lewat kisah yang tersemat di sela-sela candi Budha Wat Mahathat, di antara perahu-perahu kayu yang mengapung di sekujur sungai Chao Phraya, juga di tengah dentuman musik serta cahaya neonyang menyala di Nana Plaza, Bangkok mengajak pembaca memaknai persaudaraan, persahabatan, dan cinta.

เที่ยวให้สนุก, tîeow hâi sà-nùk, selamat jalan,
EDITOR

Edvan Wahyudi adalah seorang arsitek yang baru saja membangun salah satu gedung besar di Singapura. Selama 10 tahun, dia meninggalkan keluarganya untuk membuktikan bahwa dia bisa sukses tanpa keluarga.  Namun karena kematian sang Ibu, Edvan kembali ke tanah air. Dan akhirnya bertemu dengan anggota keluarga yang tersisa yaitu adiknya, Edvin (adik laki lakinya yang ternyata sudah 'berubah'.)Ternyata, ibunya meninggalkan warisan berupa 6 lembar jurnal yang tersebar di Bangkok, Thailand. Edvan akhirnya memutuskan untuk berangkat ke Bangkok untuk mencari jurnal tersebut dan memenuhi wasiat sang Ibu. Dalam perjalan ke Bangkok, di pesawat dia bertemu dengan salah satu flight attendant Indonesia Airbus, Leila. Dari situlah, Leila kemudian mengenalkan temannya untuk menjadi guide Edvan selama berada di Bangkok. Gadis cantik yang merupakan mantan flight attendant Indonesia Airbus yang bernama Charm. Dan mulailah petualangan mereka di Bangkok. Pertemuan yang intens membuat Edvan menyadari bahwa dia menyukai Charm, sampai sampai dia melakukan hal hal kecil yang disukai Charm. Namun, ternyata Cinta Edvan bertepuk sebelah tangan ditambah lagi dengan masalah pekerjaan & jurnal jurnal ibunya yang semakin menghimpitnya. Penasaran apa yang akan dilakukan oleh Edvan? Baca kelanjutannya di Bangkok xD

Rabu, 10 Juli 2013

Quote of the day

“Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.
Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri..
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..
Keep our dreams alive, and we will survive..
- 5 cm Donny Dirgantoro

Quotes yang saat ini masih begitu menampar saya.