Selasa, 21 Februari 2012

One Day - David Nicholls





" “He wanted to live life in such a way that if a photograph were taken at random, it would be a cool photograph.”

The book follows the lives of Emma Morley and Dexter Mayhem, two friends who met at their graduation, one day each year over a course of twenty years. Each year the characters are in a different place in their lives and in their relationship. Throughout the years, we see their ups and downfalls and how they grow more mature - and soon - closer to each other.

This book is so beautifully written, and the story so original that it is wonderful to read. The characters are vividly described, and they stay true to themselves throughout the whole book. They both have flaws and negative sides, as well as positive qualities, making them come alive in a way that you seldom experience in books. And in the end, you really do feel that you've made two new friends. "One Day" is very original, and you don’t only get a wonderful storyline, you also get an impression on how life is for a young, struggling student, and how life might take unexpected twists, that may initially seem like a setback, but then later turn into a promising possibility.

Nicholls describes life over twenty years, the changes, the difficulties, computers and internet. He distinguishes the change in social roles, and how a coincidental meeting can alter your whole life. All in all, this is a book full of emotions; fear of the unknown, nostalgia, happiness, sadness, love, irritation, bitterness. It is inspiring, beautiful, original, breathtaking, hopeful and moving.

Also, it is an astonishingly heartfelt book that made me cry huhu.So, Happy Reading guys ! :)


Jumat, 17 Februari 2012

Three Weddings and Jane Austen



Dari awal melihat covernya saja sudah buat jatuh cinta, ditambah lagi judul dengan embel embelnya ‘Jane Austen’ . Baru baru ini saya membaca Pride & Prejudicenya Jane Austen and I love Jane Austen!Buku ini berceritakan tentang seorang ibu dengan ketiga putrinya yang masih single, Ibu Sri ini merasa resah karena ketiga anknya yang sudah cukup umur untuk menikah tak kunjung menikah. Beliau lalu sibuk mengenalkan rekan rekan bisnisnya kepada anak-anaknya.Karakter ini mengingatkan saya pada Mrs Bennet, tapi masih mending Ibu Srinya :p Lika liku perjalanan cinta  3 wanita tersebut sungguh mengalami jatuh bangun. Rasa minder, kesedihan, menyesal, Kekecewaan, dan yang berakhir kebahagiaan ,semua terangkum dalam buku ini. Awal saya membaca buku ini sudah disambut dengan quote-quote menarik dari buku Jane Austen. Olaaalaa Permulaan yang bagus J

Emma. Meri. Lisa. Ketiga anak Ibu Sri yang namanya diambil dari karakter karakter Jane Austen tentunya memiliki karakter yang berbeda. Emma yang paling sulung, dewasa, sabar, nrimoo nrimo wae, jadi mengingatkan saya lagi pada karakter Jane Bennet. Meri yang kadang labil dan suka menarik perhatian lelaki. Lisa yang tomboy memiliki obsesi ke kaka kelasnya, dan ternyata malah pacaran dengan sahabatnya sampai menikah. Karakter ini mirip dengan saya, punya teman seperti amel bla bla bla.*curcol*
Saya sangat menikmati alur cerita novel ini. Walau saat pertama membaca, masih bingung karena lelaki yang dihadirkan datang dan pergi. Tetapi nanti pasti kebiasa ko.Novel ini kental sekali penjelasan tentang Jane Austen, jadi saya bersemangat membaca buku lainnya.Di akhir sempet ngiri karena settingnya berlibur ke london, paris, swiss, italia, bulan madu di Yunani -__- Kyaaa aku maau L Tapi, saya masih agak aneh, papanya ko ga muncul muncul ya? Penasaran sih yang namanya Bapak Atmo. Tapi kayanya novel ini khusus perempuan kali ya hehe. Dan sayang sekali, di novel ini lumayan banyak typo. Yang harusnya Deni jadi Dian atau sebaliknya. Tapi beneran deh, novel ini baguuus ! Rekomendasi ! Happy Reading J

 

Selasa, 14 Februari 2012

Review The Calling - Asrini Mahdia & Rina Suryakusuma




Judul                 : The Calling
Pengarang        : Asrini Mahdia & Rina Suryakusuma
Penerbit            : FoU Media Publisher

The calling adalah novel ketiga yang saya baca dari pengarang Rina Suryakusuma setelah lukisan keempat.Bercerita tentang 2 wanita, 2 kehidupan, dan 2 latar belakang yang berbeda.
Sasti Haryo Sastranegara .Seorang gadis Yogyakarta yang tumbuh dalam ketidakbahagiaan keluarganya mendapat beasiswa ke Manchester.Disana ia bertemu sesama Mahasiswa Indonesia yang menjadi sahabatnya bernama Milla. Disana pula ia mencintai seorang lelaki yang merupakan cinta pertamanya bernama Andi. Namun tragis, saat Andi menemani Sasti pulang ke Indonesia Ia meninggal dunia akibat tertembak * selengkapnya baca aja bukunya* hehe. Begitu juga dengan Orang tua Sasti. Ibunya meninggal dunia dan ayahnya ditangkap karena terjaring sindikat narkoba Internasional. Karena merasa bersalah pada Andi dan sudah tidak memiliki apa apa, dia mencoba bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 3 hotel yang ditempatinya.

Elana May Krisnajaya. Seorang wanita yang menjalani hidup dan usahanya di Bali . Pewaris harta keluarga Krisnajaya yang berupa sebuah cottage mewah di Bali. Dia dibesarkan oleh Om dan tantenya karena kedua orangtuanya telah lama meninggal. Namun hubungan mereka tidak harmonis. Om dan tantenya ingin menguasai cottage yang diwariskan kepada Elana. Sampai sampai mereka mencoba menjodokan Elana dengan anak mereka.Namun tak pernah dihiraukan oleh Elana. Dan suatu hari di tokonya, Elana bertemu dengan pria bule ganteng yang menarik perhatiannya dan akhirnya menjadi pacarnya.

Penasaran? Baca saja bukunya hehe.Inti  Buku ini menceritakan tentang penggantian identitas diri seseorang. Sejujurnya, pada awal membacanya saya agak bingung ‘ini mau dibawa kemana?’ kebetulan, buku ini  saya beli lewat online dan ternyata cacat (halaman kosong). Tambah mubeeng deh saya bacanya. Alhasil, saya harus minta tukar dan tambah lama lagi saya baca hehe. Dan setelah misteri misterinya terungkap banyak kejutan dibaliknya. Dari awal, engga nyangka endingnya bakal seperti ini. Kalo saya bilang, Romantisme antara Elana dan Clay kurang diperbanyak. Dan background Clay kurang ditonjolkan. Overall, lumayan sih buat dibaca di waktu luang.
Happy reading !

Kedua wanita yang tidak pernah mengenal satu sama lain
Sampai garis kehidupan menuntun mereka pada satu persimpangan
Satu titik yang menentukan
Titik dimana mereka menyadari keberadaan satu sama lain dan mulai mencari

Sabtu, 11 Februari 2012

Review Mawar Merah : Matahari



Judul : Mawar Merah Matahari
Pengarang : Luna Torashyngu
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama  

Sinopsis  

Riva menghilang. Rachel yang telah pulih ingatannya mencoba mencari sahabatnya itu. Tidak mudah, karena Riva selalu berpindah-pindah demi menghindari kejaran para pembunuh lain yang terus memburunya. Dengan berbagai cara Rachel terus mencari keberadaan Riva, bahkan sampai membuat dia menunda untuk bertemu dengan mamanya. 

Di sisi lain, Matahari terus beraksi membunuh para pembunuh mantan anggota SPIKE. Sosoknya yang misterius membuat semua orang penasaran, termasuk Rachel. Kelompok Oni juga terus melancarkan aksinya. Bukan hanya memburu Riva, mereka juga mulai membunuh para pimpinan Yakuza, kelompok kriminal terbesar di Jepang. Hal yang membuat pihak kepolisian setempat kalang kabut dan kuatir jika Yakuza mengadakan aksi balasan. 

Jika hal itu sampai terjadi, bakal ada banjir darah di Jepang, dan itu bisa berpengaruh pada situasi politik dan ekonomi negara matahari terbit tersebut. Rachel harus bisa menemukan Riva dan mencegah perang terbuka antara kelompok Oni dan Yakuza sebelum terlambat. Dia juga harus bisa mengungkap rahasia besar kelompok Oni, termasuk menemukan dalang di balik semua kejadian ini.

Review : Novel ini masih dilingkupi teka teki sendiri, Harus jeli membacanya hueheh. Dan yaah, saya agak berharap kalo Riva sama Kenji, Ternyata sama …. Jadi yaah gapapa deh  Setelah baca ini, saya malah tergila gila sama Kenji huhu T.T Covernya yang dark menarik perhatian saya saat browsing buku ke 3 seri mawar merah ini. Dan sinopsisnyaaa, selalu buat penasaraaan. Happy Reading !

Kamis, 09 Februari 2012

Review Morning Light – Windhy Puspitadewi




Karena setiap cinta menuliskan cerita

Novel ini adalah novel kedua yang saya baca dri pengarang yang sama setelah novel yang sebelumnya berjudul ‘Let Go’ Novel ini menceritakan sebuah persahabatan, 4 orang yang bersahabat . Devon, Sophie, Julian, dan Agnes. Ke empat2nya mempunya obsesi/ mimpi. Sayangnya dalam mengejar mimpi mereka, mereka dibayangi oleh orang orang yang mereka cinta. Kalo mau lebih jelasnya baca aja bukunya :p

Yang Jelas, kalimat2 percakapan yang dipakai windhy agak jarang dalam kehidupan sehari sehari sebenernya, tapi tetep enjoy dan enak dibaca ko. Covernya . haaah aku JATUH CINTA pada covernya. Saya tipe orang yang menyukai cover agak sendu, yaah klasik gitu lah. Ga begitu colorful, tapi kadang kalo lagi mood ceria . Saya malah cari buku yang colorful huehehe. Sinopsisnya yaaah gagas media gitu lho. Bikin sinopsis pasti bagus bagus deh hehe. Sinopsisnya ‘gue’ banget. Itulah penampilan fisik buku ini yang membuat saya tertarik.

Happy Reading ! :D

Sinopsis

Aku seperti bunga matahari yang selalu mengejar sinar matahari, hanya melihat pada dia: matahariku.
Aku mengagumi kedalaman pikirannya, caranya memandang hidup-malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya.

Aku begitu terpesona hingga tanpa sadar hanya mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sampai lupa kemampuan diriku sendiri.
Aku bahkan mengabaikan suara lirih dari dasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan di suatu titik akhirnya tersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: Apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai?

Review Pride & Prejudice - Jane Austen



I can't say anything fascinating about Pride and Prejudice that hasn't already been said a thousand times. It is one of the best books I've ever read, if not the best. It is like a textbook on how to pace a story, which is a hard thing to do, for me at least. It is a perfect social comedy. The dialogue is both believable, natural-seeming, and yet ten million times more interesting, witty and articulate than anything real people say. The characters are so well-drawn, interesting, and deep that you get drawn into the story from the first page. Elizabeth Bennet is such a charming, funny, wonderful character - Jane Austen wrote, in a letter, about Elizabeth: "I must confess that I think her as delightful a creature as ever appeared in print, and how I shall be able to tolerate those who do not like her at least I do not know..".

The first sentence is a masterpiece of tongue-in-cheek social commentary: "It is a truth universally acknowledged, that a single man in posession of a good fortune, must be in want of a wife."

One thing I love about Jane Austen is that she never takes herself seriously, yet she clearly loves her characters, even when they are behaving idiotically. She seems to have had a great eye for the ridiculous in people and society, but not a bitter, hateful one.

I've read many essays about the feminism of Jane Austen's writing; she clearly saw the desperation and despair of the social position of women: Unable to work, or even to inherit, they had to marry, and marry well, or live in poverty. And Jane Austen clearly saw women as intellectually equal to men. It must have been a frustrating, demeaning experience. Women probably were very lucky if they even liked the men they had to marry - Elizabeth came very close to being married off to the dorky, unbearably pompous Mr. Collilns - yet she ends up married very well, to Mr. Darcy, who she not only deeply loves, but appreciates very much for his fortune: She says, to her sister Jane, when Jane asks her how long Elizabeth has loved Mr. Darcy: "It has been coming on so gradually, that I hardly know when it began. But I believe I must date it from my first seeing his beautiful grounds at Pemberley."