Dan di malam ini akhirnya kesampaian juga saya bikin review buku lagi setelah kurang lebih 2 bulan saya ngga ngepost tentang hal ini. Sebenernya banyak buku yang sudah terlahap akhir-akhir ini, tapi apa daya..terlalu sedikit waktu, terlalu banyak yang harus dilakukan, dan faktor malas yang sudah begitu mendarah daging --'
Setelah memilah dan menimbang maka saya putuskan untuk mereview this extraordinary novel berjudul "Joker" oleh Valiant Budi,
Maka ijinkanlah saya untuk mengeluarkan segala kesubjektifitasan saya pada malam hari ini...
Judul : Joker (Ada Lelucon di Setiap Duka)
Penulis : Valiant
Budi
Penerbit : Gagas
Media
Tebal : 238 Hal
(cetakan kedua, 2011)
Ketika yang kamu kejar
ternyata bukan yang kamu inginkan—semua yang klise ternyata tidak biasa—atau
batu justru berada di balik udang.
Mungkin kamu baru saja bertemu dengan seorang Joker.
Hati-Hati
Gak semua yang tampak seperti yang terlihat
Gak semua yang bunyi seperti yang terdengar
Joker. Ada lelucon di setiap duka
Mungkin kamu baru saja bertemu dengan seorang Joker.
Hati-Hati
Gak semua yang tampak seperti yang terlihat
Gak semua yang bunyi seperti yang terdengar
Joker. Ada lelucon di setiap duka
Seperti kejadian buku Satin Merah, saya merasa menyesal
setelah selesai membaca buku ini. Saya menyesal kenapa saya baru (hampir) 5
tahun kemudian membaca buku ini.
FYI buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2007 lho,
dan dikatakan oleh sang penulis itu sendiri bahwa novel ini tidak sukses di
kala itu, sampai-sampai toko buku pun mereturnya. Bayangkan, buku bagus ini
dulunya barang returan -_-' Dan yang bikin saya bingung adalah gelar nominator
Penulis Muda Berbakat Khatulistiwa Award 2007 yang didapatnya itu dikarenakan
oleh buku ini. Memang orang-orang
tertentu saja yah yang bisa menikmati buku ini -_-
Dari ajang
penghargaan KA 2007 itulah aku mengetahui buku ini.
Harus kuakui
bahwa saya termasuk terlambat dalam membaca buku ini, karena baru di tahun 2012
saya bisa membacanya -_- nah berhubung kemaren keuangan sedang baik akhirnya
langsung kucomot buku ini dari salah satu onlineshop. Yeargh :D
*cukup dulu curcolnya, takut bablas -_-*
So here it is :
Brama, hidupnya
kompleks, lelaki jawa, beralis tebal, seorang penyiar di salah satu radio
terkemuka di kota bermartabat (kalo
ngomong ttg alis tebal, di kepala saya lgs muncul mukanya Jonas Rivanno hhaha)
Bersahabat karib dengan Alia, a bitch. If I could say, the queen of bitch.
Brama, tiap jengkal langkah kakinya tersangkut di seorang Mauri, teman semasa
SMA yang tak pernah sedikitpun ia coba untuk lupakan meski sakit yang selalu ia
terima. Alia. Hm aku bingung
mendeskripsikan cewe satu ini, saking despicable-nya.
So, di mana letak kebagusannya, Ren? -_-
Hehehe, tunggu
duluu. Saya bukanlah orang yang suka menebar spoiler. Saya lebih suka membuat
orang penasaran..
Jadi, setelah
saya sampai pada 6 halaman terakhir, inilah kata-kata yang muncul di pikiran
saya :
"Wow!", dan
""Ih ga nyangka..."
Di samping
endingnya yang begitu Unpredictable, vabyo menggunakan bahasa yang bgitu lugas,
tidak bertele-tele dan apa adanya. Frontal, vulgar, yeah that's it. Buku ini
ringan dan begitu mengalir, tapi kamu akan menemukan keganjilan di setiap
babnya. Dan di bab terakhir, hasrat penasaranmu akan terpuaskan.
Like people said
about this book : "Buku ini memang memiliki magnet
yang membuat pembaca ingin melanjutkan dari halaman ke halaman". Buku yang
sangat menarik, terlepas dari beberapa kalimatnya yang vulgar.
Dan vabyo
itu...cerdas! Benar-benar seorang perajut kata. Kalau diibaratkan designer, dia
itu ahlinya apparel casual. Mengutamakan kenyamanan pemakainya. Cocok untuk
saya yang daya dongnya lagi rendah --' lihat saja 'rajutan kata-katanya'
di lagu "Ahh" milik Smash. Enak kan?
Sederhana, tapi 'wah'. Sungguh, di bandingin sama lagu-lagu Smash yang lain,
this is the best one!
Hey cantik.. Mau kemana.. Ma-mau kemana *blink*
Instantly I marked him as one of my favorite writer. Sayangnya aku belum baca Bintang Bunting dan the phenomenal Kedai 1001 Mimpi-nya. But I'll read it eventually. Yak, harus!
Kalau menurutku, hidupmu sebagai book-eater belumlah sempurna jika belum membaca buku ini. Sungguh, buku ini terlalu sayang untuk dilewatkan ☺
Tidak ada komentar:
Posting Komentar