Tokoh yang menjadi sorotan, Erick Corsair, dengan peristiwa hidupnya yang sebagai pilot ganteng yang banyak dipuja, tiba-tiba mengalami kecelakaan dalam pesawat tempurnya saat menjadi pilot. Harapannya hancur seketika saat ia dinyatakan lumpuh permanen, oleh sang dokter.
Kelumpuhannya membuat ia
di-putus-hubungan oleh tunangannya, padahal mereka sudah berencana
menikah. Erick juga merasa dibuang oleh orangtua-nya karena sudah tidak
ada lagi yang dapat di banggakan dari seorang Erick. Karena
keputus-asaannya, dia menutup diri untuk semua orang yang membantu
pemulihannya, sampai akhirnya ia dipertemukan oleh Rhenata, yang
diam-diam sudah mencintainya dari lama, dan tak pernah benar-benar
meninggalkannya.
Salah satu dari 2 buku Dahlian yang saya baca, masih dengan penerbit Gagas Media.
Well,
lagi-lagi ber-genre romantisme. Pengarang menyuguhkan kisah cinta yang
'sudah umum', tetapi tidak membuat bosan para pembaca dengan
kata-katanya. Setting yang di berikan hanya terdapat di beberapa tempat
dan banyak terjadi pengulangan adegan Erick dan Rhenata. Akhirnya tentu
saja sudah dapat di tebak dari awal cerita. Dibandingkan dengan Promise, Promises
saya lebih menyukai buku sebelumnya yang saya baca. Meskipun begitu
saya akui, Dahlian pantas di acungi jempol untuk menulis kisah yang
romantis.
Kau membuat semuanya terasa mudah.
Kau tak mendesakku untuk langsung percaya - kau menunggu. Kau tak berjanji akan membuat luka di hatiku benar-benar sembuh, tapi kau bersedia menangis dan merasakan sakitnya bersamaku. Tak peduli sebanyak apa aku menyangkal arti dirimu, kau tetap disini bersamaku.
Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa dirimu. Aku tak bisa membayangkan hari-hari tanpa senyumanmu. Bagaimana rasanya hidup tanpa suara tawamu? Aku tak tahu. Aku tak ingin tahu.
Jadi, beri aku sedikit waktu.
Aku akan berusaha semampuku sampai bisa mencintaimu sebesar kau mencintaiku.
Sedikit waktu lagi sampai aku layak mendapatkanmu....
Kau tak mendesakku untuk langsung percaya - kau menunggu. Kau tak berjanji akan membuat luka di hatiku benar-benar sembuh, tapi kau bersedia menangis dan merasakan sakitnya bersamaku. Tak peduli sebanyak apa aku menyangkal arti dirimu, kau tetap disini bersamaku.
Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa dirimu. Aku tak bisa membayangkan hari-hari tanpa senyumanmu. Bagaimana rasanya hidup tanpa suara tawamu? Aku tak tahu. Aku tak ingin tahu.
Jadi, beri aku sedikit waktu.
Aku akan berusaha semampuku sampai bisa mencintaimu sebesar kau mencintaiku.
Sedikit waktu lagi sampai aku layak mendapatkanmu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar