Judul : Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman : 512 halaman
Tahun terbit : 2012
Rating : 5/5 stars
Rating Goodreads : 4.07/5 stars
hadiah kuis @fiksimetropop
Sinopsis
Adalah Borno, seorang pemuda Pontianak yang terlahir dari keluarga biasa dan tinggal di pinggiran sungai Kapuas bersama sang Ibu. Di umur 12 tahun, ayahnya yang merupakan seorang nelayan terjatuh ke laut dan tersengat ubur-ubur. Divonis secara klinis, ayahnya mendonorkan jantungnya pada pasien gagal jantung yang telah menunggu donor. Borno kecil kecewa dan marah, dia hanya bisa menangis.
Selepas SMA, Borno tidak bisa
meneruskan kuliah akibat keterbatasan biaya. Borno mulai bekerja serabutan
mengumpulkan uang untuk menggapai mimpinya. Mula mula dia bekerja di perusahaan karet,
namun sayang dia hanya bekerja 6 bulan karena perusahaannya bangkrut. Borno pun
kemudian bekerja menjadi penjaga karcis di dermaga feri, sayangnya pekerjaan
ini membuat Borno dimusuhi para pengemudi sepit dan juga Bang Togar karena feri
merupakan saingan terbesar sepit. Kemudian ia menjadi petugas SPBU apung
sementara, menjaga warung, mencari sotong, memperbaiki genteng, dan berbagai
pekerjaan serabutan lainnya.
Hal ini membuat orang orang
disekitarnya menjadi kasihan dan prihatin. Cik Tulani pemilik warung makan, Koh
Acong pedagang Kelontong kemudian berbincang bincang dengan Ibu Borno yang
kemudian menyarankan Borno untuk menjadi pengemudi sepit. Borno ingat betul
pesan Bapak kepada Borno yang melarang Borno menjadi pengemudi sepit. Namun
dalam hati Borno berjanji
“ Aku akan jadi orang yang baik,
setidaknya aku tidak akan mencuri, tidak akan berbohong, dan senantiasa bekerja
keras meski akhirnya hanya jadi pengemudi sepit.” – pg. 54
Berlatihlah Borno menjadi
pengemudi sepit bersama Pak Tua. Setelah melewati “ospek” Bang Togar yang
sangat tidak masuk akal, Borno pun resmi menjadi pengemudi sepit. Di penghujung
hari Borno menjadi pengemudi sepit, Ia menemukan sebuah amplop merah di sepit
yang ia kemudikan. Ia ingat gadis berwajah sendu menawan yang menumpang
sepitnya. Borno yakin amplop merah tersebut terjatuh atau tertinggal dari tas
gadis tersebut. Keesokan harinya, Borno terus
mencari si gadis sendu menawan tersebut. Hingga akhirnya, dia melihat gadis
tersebut sedang membagi bagikan angpau merah persis seperti yang ia temukan di
sepitnya.
Gadis itu ternyata bernama Mei
yang kemudian menjadi penumpang tetap sepit Borno. Borno setiap pagi selalu
berangkat pukul 7.15 dan memilih urutan sepit nomor 13 demi mengantarkan Mei
yang saat itu sedang kuliah lapangan di sebuah SD di Pontianak. Sayangnya, Mei
harus kembali ke Surabaya, kembali ke rutinitas kuliahnya dan Borno masih tetap
menjadi bujang dengan hati paling lurus sepanjang sungai Kapuas.
Apakah Mei dan Borno akan bertemu
kembali? Baca selengkapnya di Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah.
******
Ini buku ketiga Tere liye yang saya
baca. Harus saya akui, bahwa saya jatuh cinta dengan buku ini. Awalnya, saat
buku ini sedang hot-hot nya saya memutuskan untuk tidak membelinya. Kenapa? Karena
untuk ukuran novel Indonesia, harga buku buku Tere Liye cukup lumayan. Tapi sekarang
saya tahu, bahwa ternyata harga mahal itu worth it sama isinya. Dan yang paling
membahagiakan, saya mendapat buku ini bukan karena membelinya tapi karena saya
cukup beruntung memenangkan kuis di twitter hahaha. Thank you, fiksimetropop!
Buku ini memakai sudut pandang
pertama dengan alur maju mundur. Lebih membuat saya mudah menyelami karakter
Borno dan karakter karakter lainnya. Borno yang digambarkan sebagai pemuda
berhati paling lurus di sepanjang tepian Sungai Kapuas begitu konsisten
menjaga kelurusan hatinya, selalu
menghormati yang lebih tua, dan begitu teguh memegang nilai nilai agama yang
ada di masyarakat. Diam diam, saya sungguh mengagumi karakter Borno.
Karakter favorit saya yang lain
adalah Bang Togar . Dia adalah karakter yang sifatnya keras dan galaknya minta
ampun. Tapi jika ditelisik lebih dalam, Bang Togar ini karakternya lucu. Di
beberapa bagian, saya senyum senyum dan tertawa ngakak melihat tingkahnya.
Seperti misalnya saat Bang Togar ada masalah dengan istrinya yang membuatnya
dijebloskan ke penjara. Kemudian dia menangis dan meminta maaf kepada semua
orang, termasuk Borno. Mengingat Bang Togar lah yang sering kali menyuruh
nyuruh Borno.
Saya juga begitu menyukai cara
penulis menceritakan tempat, suasana, dan perasaan dengan sangat detail.
Ditambah dengan selipan selipan humor atau sekadar kata kata ceplosan dan
pengetahuan tentang mesin dengan bahasa yang tidak menggurui. Saya akui, saya
sungguh menikmati membaca buku ini. Kisah cinta buku ini sungguh berbeda dengan
kisah cinta yang lain. Kisah cinta yang memberikan pelajaran tentang arti
sebuah kesabaran dan pengorbanan. Buku ini pantas diberi 5 bintang xD
Selamat merasakan cinta yang
istimewa di buku ini :)
“Cinta sejati selalu menemukan jalan, Borno. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirudung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya.”
“Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan itu semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu".
“Ah, tidak ada yang lebih indah dibanding masa muda. Ketika kau bisa berlari secepat yang kau mau, bisa merasakan perasaan sedalam yang kau inginkan, tanpa takut terkena penyakit atas semua itu.”
Jual MURAH novel "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpao Merah" karangan Tere Liye !
BalasHapus(masih baru di dalam plastik)
Harga Normal: Rp97.000,-
Harga Diskon: Rp70.000,-
Cek page kami di tokopedia: https://www.tokopedia.com/sevenskiesbooks untuk daftar buku selengkapnya.
Salam,
Bofan (call/ sms/ whatsapp/ line: 0856-9169-0022)